Pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan Pola Asuh dalam Mencegah Anak Stunting
Tau gak sih Moms? bahwa stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak yang berusia dibawah lima tahun (balita). Hal tersebut terjadi akibat dari kurangnya asupan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Stunting ditentukan oleh indeks antropometri yang menggunakan data panjang badan berdasarkan umur (PB/U) untuk anak usia dibawah 2 tahun dan menggunakan data tinggi badan berdasarkan umur (TB/U) untuk anak usia 2 tahun ke atas. Dalam laporan Riskesdas, kondisi stunting merupakan gabungan antara anak dengan status gizi “pendek” dan “sangat pendek”.
Apakah faktor penyebab stunting hanya kekurangan gizi saja?
Jawabannya tentu tidak Moms. Penyebab terjadinya stunting disebabkan oleh multi faktor, artinya tidak disebabkan oleh satu penyebab saja melainkan banyak faktor penyebabnya. Penyebab terjadinya stunting pada anak di pengaruhi oleh terjadinya infeksi pada ibu, kehamilan remaja, gangguan mental pada ibu, dan hipertensi, serta kurangnya nutrisi ibu ketika remaja hingga di masa kehamilan yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan fisik dan otak anak. Selain itu, rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan seperti akses sanitasi dan air bersih juga menjadi faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan anak.
Kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum masa kehamilan serta masa nifas juga merupakan penyebab stunting loh Moms, serta terbatasnya layanan kesehatan seperti pelayanan antenatal, pelayanan postnatal dan rendahnya akses makanan bergizi. Multi faktor yang sangat beragam tersebut membutuhkan intervensi yang paling menentukan yaitu pada 1.000 HPK.
Mengapa 1.000 HPK seorang anak disebut sebagai periode emas dalam upaya pencegahan stunting?
Disebut “periode emas” karena pada masa itulah stunting dapat terjadi dan sekaligus dapat dicegah atau masih dapat dikoreksi. Jika tidak dicegah atau dikoreksi dalam kurun waktu tersebut, maka berbagai gangguan pertumbuhan maupun perkembangan yang diakibatkan oleh masalah gizi kronis ini umumnya akan menjadi permanen atau tidak dapat dikoreksi lagi.
Pola asuh yang baik pun juga dapat mencegah stunting pada anak. Pola asuh yang dimaksudkan ialah pemberian makanan bagi bayi dan balita khususnya pemberian ASI Eksklusif dan pemberian MP-ASI. Praktek pemberian makan bayi pada 1.000 HPK menurut WHO adalah dengan memperhatikan 4 prinsip yang tertuang dalam buku KIA Kemenkes, yaitu :
1. Memberikan ASI Eksklusif (0-6 bulan)
2. Melanjutkan pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dimulai sejak bayi berusia 6 bulan.
Berikut syarat pemberian MP-ASI yang baik :
a. Tepat Waktu
Seiring bertumbuhnya bayi tentunya alan membutuhkan zat gizi yang lebih, oleh karena itu ASI saja tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan gizi bayi sehingga perlu diberikan MP-ASI ketika bayi berusia 6 bulan.
b. Adekuat
Moms harus memperhatikan dan mempertimbangkan jumlah, frekuesi, konsistensi/tekstur/kekentalan dan variasi makanan dalam MP-ASI ini. Variasi makanan dalam MP ASI terdiri dari :
-Makanan pokok : beras, biji-bijian,jagung, gandum, sagu, umbi, kentang, singkong, dan lain-lain.
-Protein
- Hewani : ikan, ayam, daging, hati, udang, telur, susu, dan hasil olahnnya.
- Nabati : kedelai, kacang hijau, kacang polong, kacang tanah, dan lain-lain.
-Lemak : minyak, santan, dan penggunaan protein hewani dalam MP ASI
-Buah-buahan (mulai diperkenalkan) : mengandung vit. A dan C seperti jeruk, manga, tomot, bayam, wortel, dan lain-lain.
c. Aman
Tidak lupa perhatikan kebersihan diri, makanan dan peralatan ya Moms seperti mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan sebelum memberikan makanan kepada anak.
d. Diberikan dengan cara yang benar
Diharapkan dalam memberikan MP-ASI, Moms dapat memberikannya secara teratur (pagi, siang, sore/menjelang malam). Lama pemberian makan maksimal 30 menit di lingkungan netral (biasakan anak tidak sambil bermain atau menonton TV) serta ajari anak untuk makan sendiri dengan sendok dan minum di gelas dengan baik.
Ciri-ciri Anak Stunting :
Anak dikatakan mengalami kondisi stunting, apabila pertumbuhan tinggi dan berat badan serta ingkar kepalanya tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan standar, atau dua standar lebih di bawah batas Standar Pertumbuhan Anak yang dikeluarkan oleh WHO.
Berikut ciri-ciri anak stunting yang perlu Moms perhatikan:
1. Secara sekilas proporsi tubuh cenderung tampak normal, tetapi anak tampak lebih kecil untuk usianya.
2. Berbadan lebih pendek dari anak seusianya.
3. Memiliki berat badan lebih rendah untuk anak seusianya.
4. Pertumbuhan tulang tertunda.
Nah, dari penjelasan tersebut apakah anak Anda memiliki ciri-ciri diatas?
Namun, tidak semua kondisi anak pendek atau sangat pendek terindikasi stunting akibat masalah gizi kronis ya Moms bisa juga kondisi tersebut terjadi karena adanya faktor keturunan, sehingga diperlukannya pemeriksaan lebih lanjut oleh tenaga kesehatan terlatih untuk menentukan bahwa anak Anda pasti stunting akibat masalah gizi kronis atau tidak. Oleh karena itu, pastikan tumbuh kembang anak Anda di konsultasikan dengan dokter spesialis anak di RS Pertamina Panorama Balikpapan.
Sumber : Kemenkes