Depresi Postpartum Berbeda dengan Baby Blues: Kenali Perbedaanya

Depresi Postpartum Berbeda dengan Baby Blues: Kenali Perbedaanya

Depresi postpartum dan baby blues adalah dua kondisi emosional yang sering terjadi setelah melahirkan, tetapi keduanya memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal durasi, intensitas, dan dampaknya terhadap kehidupan ibu. Ini berbeda dari "baby blues" yang lebih ringan dan sementara, dan dapat memengaruhi hingga 80% ibu baru Klik Disini . Depresi postpartum di sisi lain adalah kondisi yang lebih serius dan memerlukan perhatian medis.


Lalu, apa saja sih perbedan depresi postpartum dengan baby blues?  Berikut adalah perbedaan utama antara depresi postpartum dan baby blues:


1. Durasi dan Waktu Kemunculan

Baby Blues:

Durasi: Baby blues biasanya muncul dalam beberapa hari setelah melahirkan dan umumnya berlangsung selama 1-2 minggu.

Kapan Terjadi: Gejala baby blues biasanya mulai muncul dalam 2-4 hari pertama setelah melahirkan dan akan mereda dengan sendirinya tanpa memerlukan intervensi medis.


Depresi Postpartum:

Durasi: Depresi postpartum bisa berlangsung lebih lama, sering kali selama beberapa bulan atau lebih jika tidak ditangani. Gejala mungkin mulai muncul dalam beberapa minggu setelah melahirkan dan bisa bertahan lebih dari 6 minggu.

Kapan Terjadi: Depresi postpartum dapat terjadi kapan saja setelah melahirkan, tetapi sering kali dimulai dalam beberapa minggu pertama dan bisa berlanjut jika tidak ada penanganan.


2. Gejala dan Intensitas

Baby Blues:

Gejala: Baby blues biasanya meliputi suasana hati yang berubah-ubah, kecemasan ringan, mudah marah, tangisan tanpa alasan yang jelas, dan perasaan cemas mengenai peran sebagai ibu. Gejala ini cenderung ringan dan bersifat sementara.

Intensitas: Gejala baby blues umumnya tidak mengganggu kemampuan ibu untuk melakukan tugas sehari-hari dan tidak menyebabkan gangguan signifikan dalam fungsi sosial atau fungsional.


Depresi Postpartum:

Gejala: Depresi postpartum melibatkan gejala yang lebih serius dan intens, seperti perasaan sedih atau kosong yang berkepanjangan, kehilangan minat dalam aktivitas yang biasanya disukai, kelelahan ekstrem, gangguan tidur, perubahan nafsu makan, perasaan tidak mampu atau bersalah, serta dalam kasus yang lebih serius, pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayi.

Intensitas: Gejala depresi postpartum dapat mengganggu fungsi sehari-hari dan kualitas hidup. Ini bisa memengaruhi kemampuan ibu untuk merawat bayi, berinteraksi dengan keluarga, dan menjalani aktivitas normal.


3. Dampak pada Fungsi Sehari-hari

Baby Blues:

Dampak: Baby blues tidak cenderung menyebabkan gangguan besar dalam fungsi sehari-hari. Meskipun ibu mungkin merasa cemas atau emosional, mereka masih dapat melakukan peran mereka dalam merawat bayi dan menjalani rutinitas sehari-hari.


Depresi Postpartum:

Dampak: Depresi postpartum dapat menyebabkan gangguan signifikan dalam fungsi sehari-hari, seperti kesulitan merawat bayi, berhubungan dengan keluarga, dan menjalani aktivitas rutin. Ini dapat berdampak negatif pada hubungan dan kesehatan umum ibu.


4. Penanganan dan Perawatan

Baby Blues:

Penanganan: Biasanya tidak memerlukan intervensi medis khusus. Dukungan sosial dari keluarga dan teman, istirahat yang cukup, dan pemulihan hormonal dapat membantu meredakan baby blues. Jika gejala tidak mereda atau memburuk, ibu disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.


Depresi Postpartum:

Penanganan: Memerlukan intervensi medis atau terapi profesional. Ini bisa melibatkan terapi psikologis, pengobatan antidepresan, dukungan sosial, dan perawatan diri yang lebih intensif. Profesional kesehatan mental dapat membantu ibu mengatasi gejala dan mendapatkan dukungan yang diperlukan.


Nah, itulah perbedaan antara depresi postpartum dengan baby blues. Lalu, kapan Moms harus ke dokter?

Sangat wajar jika seorang ibu yang baru melahirkan merasa lelah, cemas, dan kurang bersemangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Hal itu disebabkan oleh penurunan hormon serta perubahan kimia di dalam otak.


Moms perlu  segera konsultasikan dengan dokter jika Moms merasa depresi  hingga lebih dari 2 minggu setelah melahirkan. Apalagi jika perasaan tersebut membuat Moms kesulitan mengurus bayi dan menjalani aktivitas sehari-hari. Penderita depresi postpartum tetap perlu melakukan kontrol rutin ke dokter, meskipun sudah tidak merasakan gejala setelah pengobatan, sebab pengobatan postpartum depression bisa berlangsung hingga beberapa bulan. Depresi postpartum adalah masalah kesehatan serius yang harus diatasi dengan bantuan yang tepat.


Apakah Depresi Postpartum dapat dicegah?

Postpartum depression tidak dapat dicegah, tetapi dapat dideteksi lebih dini. Dengan kontrol rutin pascamelahirkan, dokter dapat memonitor kondisi ibu, terutama jika ibu pernah menderita depresi atau postpartum depression. Jika diperlukan, dokter dapat meminta ibu untuk menjalani konseling dan mengonsumsi obat antidepresan untuk mencegah terjadinya postpartum depression, baik pada saat hamil maupun setelah melahirkan. Ibu juga perlu menjalin komunikasi yang baik, menyelesaikan masalah, atau berdamai dengan pasangan, keluarga, dan teman jika memiliki masalah.


Apabila Moms termasuk gejala depresi postpartum di atas, segera konsultasikan diri Anda di RS Pertamina Panorama Balikpapan.